Loading...

Photography : Antara Phobia, Hoby dan Komersial

Menjamurnya situs-situs pertemanan yang akhir-akhir ini disenangi oleh orang dari berbagai belahan dunia memunculkan sebuah fenomena baru yang tidak terbantahkan.
Biasanya situs-situs ini dilengkap dengan fitur-fitur yang menyenangkan setiap orang, mulai dari fasilitas chatting, koment, unggah video sampai kepada sharing foto. Dengan media-media ini jarak seolah bukan lagi menjadi masalah yang berarti dan dunia seolah semakin merapat karena kita akan mengetahui apa yang terjadi di benua lain dalam hitungan detik lengkap dengan video dan foto yang di ikut sertakan.
Adanya fitur unggah foto yang sudah menjadi pasaran setiap jejaring sosial pada saat ini seolah-olah menjadi lahan bagi pencinta foto atau dalam istilah lainnya photographer untuk mengeksplorasi apa yang sepatutna menadi pemikiran dan karya mereka. Dengan mudah mereka berbagi kepada photographer- photographer lain entang karya yang mereka hasilkan. Sehingga bermunculanlah para photographer yang memang dari diri mereka adalah jiwa pecinta seni. Karena photography selalu mengeksploitasi berbagai keindahan yang di tuangkan dalam sebuah karya foto.
Ditengah maraknya aktifitas photography saat ini terbagilah para photographer tersebut menjadi beberapa bagian. Diantaranya mereka yang menjadikan photography sebagai hoby, dimana kelompok ini tidak menuntut apa-apa selain keindahan karya dan dan kepuasan batin. Tidak akan dilewatkan satu momentum pun hilang dan berlalu tanpa sebuah pengabadian dengan hati yang lega. Ini lah mereka komonitas pecinta photography yang berangkat memasuki dunia photography dengan istilah “JUST FOR FUN”.





Kelompok kedua adalah kelompok yang memasuki dunia photography dengan tujuan komersial. Istilah komersial berarti “dibayar”. Artinya mereka akan mendapatkan bayaran dari setiap karya-karya yang mereka hasilkan. Biasanya orang yang berada dikelompok ini akan melengkapi diri mereka dengan berbagai keterampilan yang berkaitan dengan photography. Ini dikarenakan persaingan bisnis yang sangat keras didunia photography ini. Siapa yang kuat maka dialah yang bertahan. Kadang photographer yang ada dalam kelompok ini dikatakan sebagai “Profesional Photographer” bahkan ada yang menyebut mereka sebagai “komersial Photographer”.

Kelompok selanjutnya adalah mereka yang memasuki dunia photography dikarenakan phobia sesaat. Dalam keterangan lain, mereka mengikuti arus zaman yang sedang berkembang. Saat ini lagi booming photography, maka ada sebagian kelompok yang mengikuti trend ini. Mereka tidak memerlukan dibayar, tidak pula mengikuti panggilan jiwa. Cukup menghasilkan sebuah karya jadilah disebutlah mereka sebagai photographer. Biasanya kelompok inilah yang nantinya akan lebih dahulu tenggelam dan menghilang dari peredaran dunia photography.
Saat ini kita merasakan ada pada kelompok manakah diri kita….. apakah menggeluti dunia photography hanya karenan phobia sesaat atau karena panggilan jiwa kita? Atau memang itu adala suatu tuntutan dari pekerjaan kita… 
Semoga bermanfaat. Terus berkarya. Maju terus photography Indonesia...
narsis ngeblog pake foto sendiri .... :D

3 komentar:

  1. kalo bisa digabungkan jadi satu mengapa tidak? tapi itu kembali kepada masing2 individu...

    ReplyDelete
  2. cara nambahkan translator diatas kayapa bro?

    ReplyDelete
  3. phobia sesaat sama wan umpat2an lah ???

    ReplyDelete

 
TOP